TUGAS JARKOM''SUBNETING''2M43

NAMA ; 'ADITYA DWI P.W
KELAS; '2M43
NIM    ;  '11.240.0379'


Belajar Subnetting PADA IP ADDRESS kelas C, B, A, D Class |
 Pembagian Kelas IP address | menghitung subnet mask
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun 
 adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa 
IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0.



Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1.
 Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan
 untuk melakukan subnetting? 
Ini terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0
/9
255.192.0.0
/10
255.224.0.0
/11
255.240.0.0
/12
255.248.0.0
/13
255.252.0.0
/14
255.254.0.0
/15
255.255.0.0
/16
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang
 terjadi dengan sebuah 
 NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa:
192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti
 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan:
Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting 
akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, 
alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir
  2.  subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). 
  3. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  4. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
  5.  banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 - 2 = 62 host
  6. Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.
  7. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
  1.  
Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan
 lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask 
yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah:
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama,
 subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah:
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
Ok, kita coba satu soal untuk Class B dengan network address 172.16.0.0/18.
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111
.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2 = 16.382 host
  3. Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
172.16.0.0
172.16.64.0
172.16.128.0
172.16.192.0
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.64.1
172.16.128.1
172.16.192.1
Host Terakhir
172.16.63.254
172.16.127.254
172.16.191.254
172.16.255.254
Broadcast
172.16.63.255
172.16.127.255
172.16.191.255
172.16..255.255
Masih bingung? Ok kita coba satu lagi untuk Class B.Bagaimana dengan network
 address 172.16.0.0/25.
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111
.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host
  3. Blok Subnet = 256 - 128 = 128.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
172.16.0.0
172.16.0.128
172.16.1.0
172.16.255.128
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.0.129
172.16.1.1
172.16.255.129
Host Terakhir
172.16.0.126
172.16.0.254
172.16.1.126
172.16.255.254
Broadcast
172.16.0.127
172.16.0.255
172.16.1.127
172.16.255.255
Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, 
dan baca pelan-pelan ;)
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja.
 Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. 
Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir),
 kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir).
 Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua 
subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa:
10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111
.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host
  3. Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
10.0.0.0
10.1.0.0
10.254.0.0
10.255.0.0
Host Pertama
10.0.0.1
10.1.0.1
10.254.0.1
10.255.0.1
Host Terakhir
10.0.255.254
10.1.255.254
10.254.255.254
10.255.255.254
Broadcast
10.0.255.255
10.1.255.255
10.254.255.255
10.255.255.255
Mudah-mudahan setelah anda membaca paragraf terakhir ini, 
anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga,
 anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas.
 Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan 
juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x - 2


TAMBAHAN

Subnetting IP Address pada Kelas A

22 01 2010 Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet.
 Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir),
kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir).
 Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah
 semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Contoh Soal
Terdapat sebuah Network Address 10.0.0.0/16
10.0.0.0/ terdapat pada kelas A dengan subnet mask /16 yang berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0)
Penghitungan
  1. Jumlah Subnet = 2x ,dimana x adalah banyaknya jumlah binari 1 pada oktet terakhir subnet mask. Jadi 28 = 256 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y-2, dimana y adalah banyaknya jumlah binari 0 pada oktet terakhir subnet mask. Jadi  216 - 2 = 65534 host
  3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1, jadi subnet lengkapnya adalah 0,1,2,3,4,…
  4. Tabel
Subnet
10.0.0.0
10.1.0.0
10.254.0.0
10.255.0.0
Host Pertama
10.0.0.1
10.1.0.1
10.254.0.1
10.255.0.1
Host Terakhir
10.0.255.254
10.1.255.254
10.254.255.254
10.255.255.254
Broadcast
10.0.255.255
10.1.255.255
10.254.255.255
10.255.255.255
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan
 juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes
 (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default
(meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes),
 sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2


CARA KEDUA(2)......

contoh subnetting pada IP class A, B, C

Pada pertemuan kali ini akan membahas tentang subnetting.
Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah:
 Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
 Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2.
 Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya?
Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0.
 Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit
subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain,
 subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).
 Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
 yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa
 digunakan untuk melakukan subnetting?
Ini terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0
/9
255.192.0.0
/10
255.224.0.0
/11
255.240.0.0
/12
255.248.0.0
/13
255.252.0.0
/14
255.254.0.0
/15
255.255.0.0
/16
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
IP terdiri dari 8bit.8bit.8bit.8bit , untuk menghitungnya yaitu dengan cara melihat CIDR

10.10.10.0 /28
CIDR /28 artinya netmask yang digunakan adalah 255.255.255.240
Selanjutnya 255-240 = 15
Berarti
Subnet 1 : 10.10.10.0
Host : 10.10.10.(1 sampai 14)
Broadcast : 10.10.10.15
Subnet 2 : 10.10.10.16
Host : 10.10.10.(17 sampai 30 )
Broadcast : 10.10.10.31
Dan seterusnya sampai broadcast 10.10.10.255
Untuk meghitung subnet tinggal menambahkan (15+ 1 ) jadi
Subnet selanjutnya 10.10.10.32 , 10.10.10.48 ,10.10.10.64 dst

192.168.10.0 /26
CIDR /26 artinya netmask yang digunakan adalah 255.255.255.192 .
Selanjutnya 255-192 = 63
Berarti ;
Subnet 1 : 192.168.10.0
Host : 192.168.10.(1 sampai 62)
Broadcast : 192.168.10.63
Subnet 2 : 192.168.10.64
Host : 192.168.10.(65 sampai 126)
Broadcast : 192.168.10.127
Dan seterusnya sampai broadcast 192.168.10.255
Untuk menghitung subnet tinggal menambahkan (63 + 1 ) jadi
Subnet selanjutnya192.168.10.128 dan 192.168.10.192

Untuk penjelasan perhitungannya kita bisa lihat dibawah ini :
Analisa: 192.168.10.0 berarti kelas C dengan Subnet
 Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan
 tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet,
 blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan
 dengan urutan seperti itu:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255


192.168.10.0/30
CIDR /30 artinya netmask yang digunakan adalah 255.255.255.252.
Selanjutnya 255-252= 3
Berarti ;
Subnet 1 : 192.168.10.0
Host : 192.168.10.(1 sampai 2)
Broadcast : 192.168.10.3
Subnet 2 : 192.168.10.4
Host : 192.168.10.(5 sampai 6)
Broadcast : 192.168.10.7
Dan seterusnya sampai broadcast 192.168.10.255
Untuk menghitung subnet tinggal menambahkan (3+ 1 ) jadi
Subnet selanjutnya192.168.10.8 dan 192.168.10.12 dst
Untuk penjelasan perhitungannya kita bisa lihat dibawah ini :
Analisa: 192.168.10.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /30 berarti 11111111.11111111.11111111.11111100 (255.255.255.252).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 26= 64 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 22 – 2 = 2 host
  3. Blok Subnet = 256 – 252 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 4. Subnet berikutnya adalah 4 + 4 = 8, dan seterusnya sampai 248+4=252. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.252
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.253
Host Terakhir
192.168.1.2
192.168.1.66
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.3
192.168.1.67
192.168.1.191
192.168.1.255



10.10.10.0 / 29
CIDR /29 artinya netmask yang digunakan adalah 255.255.255.248
Selanjutnya 255-248 = 7
Berarti
Subnet 1 : 10.10.10.0
Host : 10.10.10.(1 sampai 6)
Broadcast : 10.10.10.7
Subnet 2 : 10.10.10.8
Host : 10.10.10.(9 sampai 14)
Broadcast : 10.10.10.15
Dan seterusnya sampai broadcast 10.10.10.255
Untuk meghitung subnet tinggal menambahkan (7 + 1 ) jadi
Subnet selanjutnya 10.10.10.16 , 10.10.10.24 , dst


130.121.10.0 /27
CIDR /27 artinya netmask yang digunakan adalah 255.255.255.224
Selanjutnya 255-224 = 31
Berarti
Subnet 1 : 130.121.10.0
Host : 130.121.10.(1 sampai 30)
Broadcast : 130.121.10.31
Subnet 2 : 130.121.10.32
Host : 130.121.10.(33 sampai 62 )
Broadcast : 130.121.10.63
Dan seterusnya sampai broadcast 130.121.10.255
Untuk meghitung subnet tinggal menambahkan (31+ 1 ) jadi
Subnet selanjutnya 130.121.10.64 , 130.121.10.96 , 130.121.10.128 dst


Penulis : Putra Al Fatih ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel TUGAS JARKOM''SUBNETING''2M43 ini dipublish oleh Putra Al Fatih pada hari Senin, 04 Juni 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan TUGAS JARKOM''SUBNETING''2M43
 

0 komentar:

Posting Komentar

hacking wireless networks

Informatic Academy

diooda