Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask
diselubung dengan binari 1.
Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut
dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali
tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa
digunakan
untuk melakukan subnetting?
Ini terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.128.0.0
|
/9
|
255.192.0.0
|
/10
|
255.224.0.0
|
/11
|
255.240.0.0
|
/12
|
255.248.0.0
|
/13
|
255.252.0.0
|
/14
|
255.254.0.0
|
/15
|
255.255.0.0
|
/16
|
255.255.128.0
|
/17
|
255.255.192.0
|
/18
|
255.255.224.0
|
/19
|
|
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.255.240.0
|
/20
|
255.255.248.0
|
/21
|
255.255.252.0
|
/22
|
255.255.254.0
|
/23
|
255.255.255.0
|
/24
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.255.252
|
/30
|
|
SUBNETTING PADA IP
ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti
apa yang
terjadi dengan sebuah
NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa:
192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan:
Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan
tentang subnetting
akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet,
blok subnet,
alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan
dengan urutan seperti itu:
- Jumlah Subnet = 2x,
dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir
- subnet
mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas
A).
- Jadi Jumlah
Subnet adalah 22 = 4 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 2y
- 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
- banyaknya
binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah
26 - 2 = 62 host
- Blok Subnet = 256 - 192
(nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 +
64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.
- Bagaimana
dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita
langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka
setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
-
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host Terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan
kita bisa melanjutkan
lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan
teknik yang sama. Subnet mask
yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah:
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.255.252
|
/30
|
SUBNETTING PADA IP
ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP
address class B. Pertama,
subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B
adalah:
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.255.128.0
|
/17
|
255.255.192.0
|
/18
|
255.255.224.0
|
/19
|
255.255.240.0
|
/20
|
255.255.248.0
|
/21
|
255.255.252.0
|
/22
|
255.255.254.0
|
/23
|
|
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.255.255.0
|
/24
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.255.252
|
/30
|
|
Ok, kita coba satu soal untuk Class B dengan network address 172.16.0.0/18.
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti
11111111.11111111
.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 2x,
dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah
Subnet adalah 22 = 4 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 2y
- 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0
pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214
- 2 = 16.382 host
- Blok Subnet = 256 - 192 =
64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total
subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.
- Alamat host dan broadcast
yang valid?
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.64.0
|
172.16.128.0
|
172.16.192.0
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.64.1
|
172.16.128.1
|
172.16.192.1
|
Host Terakhir
|
172.16.63.254
|
172.16.127.254
|
172.16.191.254
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.63.255
|
172.16.127.255
|
172.16.191.255
|
172.16..255.255
|
Masih bingung? Ok kita coba satu lagi untuk Class B.Bagaimana
dengan network
address 172.16.0.0/25.
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti
11111111.11111111
.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 29
= 512 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 27
- 2 = 126 host
- Blok Subnet = 256 - 128 =
128.
- Alamat host dan broadcast
yang valid?
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.0.128
|
172.16.1.0
|
…
|
172.16.255.128
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.0.129
|
172.16.1.1
|
…
|
172.16.255.129
|
Host Terakhir
|
172.16.0.126
|
172.16.0.254
|
172.16.1.126
|
…
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.0.127
|
172.16.0.255
|
172.16.1.127
|
…
|
172.16.255.255
|
Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi
lagi dari Class C,
dan baca pelan-pelan
SUBNETTING PADA IP
ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A.
Konsepnya semua sama saja.
Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan
blok subnet.
Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan
4 (2 oktet terakhir),
kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir).
Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk
subnetting class A adalah semua
subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa:
10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti
11111111.11111111
.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 28
= 256 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 216
- 2 = 65534 host
- Blok Subnet = 256 - 255 =
1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
- Alamat host dan broadcast
yang valid?
Subnet
|
10.0.0.0
|
10.1.0.0
|
…
|
10.254.0.0
|
10.255.0.0
|
Host Pertama
|
10.0.0.1
|
10.1.0.1
|
…
|
10.254.0.1
|
10.255.0.1
|
Host Terakhir
|
10.0.255.254
|
10.1.255.254
|
…
|
10.254.255.254
|
10.255.255.254
|
Broadcast
|
10.0.255.255
|
10.1.255.255
|
…
|
10.254.255.255
|
10.255.255.255
|
Mudah-mudahan setelah anda membaca paragraf terakhir
ini,
anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik.
Kalaupun belum paham juga,
anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas.
Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu
di artikel berikutnya
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas
berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara
default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan
juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP
Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya
secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan
command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA
serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah
Subnet = 2x - 2
TAMBAHAN
Subnetting IP Address pada Kelas A
22 01 2010 Perbedaannya adalah di OKTET mana
kita mainkan blok subnet.
Kalau Class C
di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir),
kalau Class A di
oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir).
Kemudian
subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah
semua subnet
mask dari CIDR /8 sampai /30.
Contoh Soal
Terdapat sebuah
Network Address 10.0.0.0/16
10.0.0.0/ terdapat pada kelas A dengan subnet mask
/16 yang berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0)
Penghitungan
- Jumlah Subnet = 2x ,dimana x
adalah banyaknya jumlah binari 1 pada oktet terakhir subnet mask. Jadi 28
= 256 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 2y-2, dimana y
adalah banyaknya jumlah binari 0 pada oktet terakhir subnet mask.
Jadi 216 - 2 = 65534 host
- Blok Subnet = 256 – 255 = 1, jadi subnet
lengkapnya adalah 0,1,2,3,4,…
- Tabel
Subnet
|
10.0.0.0
|
10.1.0.0
|
…
|
10.254.0.0
|
10.255.0.0
|
Host Pertama
|
10.0.0.1
|
10.1.0.1
|
…
|
10.254.0.1
|
10.255.0.1
|
Host Terakhir
|
10.0.255.254
|
10.1.255.254
|
…
|
10.254.255.254
|
10.255.255.254
|
Broadcast
|
10.0.255.255
|
10.1.255.255
|
…
|
10.254.255.255
|
10.255.255.255
|
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas
berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara
default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan
juga CCNA
setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes
(dan IP
Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default
(meskipun di
kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes),
sehingga
mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda
masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2
CARA KEDUA(2)......
contoh subnetting pada IP class A, B, C
Pada pertemuan kali ini akan membahas tentang subnetting.
Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan
berkisar di empat masalah:
Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet,
dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2.
Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini
artinya?
Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask
255.255.255.0.
Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari
penghitungan bahwa 24 bit
subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain,
subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).
Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless
Inter-Domain Routing)
yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa
digunakan untuk melakukan subnetting?
Ini terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.128.0.0
|
/9
|
255.192.0.0
|
/10
|
255.224.0.0
|
/11
|
255.240.0.0
|
/12
|
255.248.0.0
|
/13
|
255.252.0.0
|
/14
|
255.254.0.0
|
/15
|
255.255.0.0
|
/16
|
255.255.128.0
|
/17
|
255.255.192.0
|
/18
|
255.255.224.0
|
/19
|
|
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.255.240.0
|
/20
|
255.255.248.0
|
/21
|
255.255.252.0
|
/22
|
255.255.254.0
|
/23
|
255.255.255.0
|
/24
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.255.252
|
/30
|
|
IP terdiri dari
8bit.8bit.8bit.8bit , untuk menghitungnya yaitu dengan cara melihat CIDR
• 10.10.10.0 /28
CIDR /28 artinya
netmask yang digunakan adalah 255.255.255.240
Selanjutnya 255-240
= 15
Berarti
Subnet 1 :
10.10.10.0
Host : 10.10.10.(1
sampai 14)
Broadcast :
10.10.10.15
Subnet 2 :
10.10.10.16
Host : 10.10.10.(17
sampai 30 )
Broadcast :
10.10.10.31
Dan seterusnya
sampai broadcast 10.10.10.255
Untuk meghitung
subnet tinggal menambahkan (15+ 1 ) jadi
Subnet selanjutnya
10.10.10.32 , 10.10.10.48 ,10.10.10.64 dst
• 192.168.10.0
/26
CIDR /26 artinya
netmask yang digunakan adalah 255.255.255.192 .
Selanjutnya 255-192
= 63
Berarti ;
Subnet 1 :
192.168.10.0
Host : 192.168.10.(1
sampai 62)
Broadcast :
192.168.10.63
Subnet 2 :
192.168.10.64
Host :
192.168.10.(65 sampai 126)
Broadcast :
192.168.10.127
Dan seterusnya
sampai broadcast 192.168.10.255
Untuk menghitung
subnet tinggal menambahkan (63 + 1 ) jadi
Subnet
selanjutnya192.168.10.128 dan 192.168.10.192
Untuk penjelasan
perhitungannya kita bisa lihat dibawah ini :
Analisa: 192.168.10.0 berarti kelas C dengan Subnet
Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000
(255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan
tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah
subnet, jumlah host per subnet,
blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi
kita selesaikan
dengan urutan seperti itu:
- Jumlah
Subnet = 2x, dimana x
adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet
terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah
Subnet adalah 22 = 4 subnet
- Jumlah
Host per Subnet =
2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per
subnet adalah 26 – 2 = 62 host
- Blok
Subnet = 256 – 192 (nilai oktet
terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
- Bagaimana dengan alamat host
dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai
catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast
adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host Terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
• 192.168.10.0/30
CIDR /30 artinya
netmask yang digunakan adalah 255.255.255.252.
Selanjutnya 255-252=
3
Berarti ;
Subnet 1 :
192.168.10.0
Host : 192.168.10.(1
sampai 2)
Broadcast :
192.168.10.3
Subnet 2 :
192.168.10.4
Host : 192.168.10.(5
sampai 6)
Broadcast :
192.168.10.7
Dan seterusnya
sampai broadcast 192.168.10.255
Untuk menghitung
subnet tinggal menambahkan (3+ 1 ) jadi
Subnet
selanjutnya192.168.10.8 dan 192.168.10.12 dst
Untuk penjelasan perhitungannya kita bisa lihat dibawah ini :
Analisa: 192.168.10.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /30 berarti
11111111.11111111.11111111.11111100 (255.255.255.252).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan
tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per
subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita
selesaikan dengan urutan seperti itu:
- Jumlah
Subnet = 2x, dimana x
adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet
terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah
Subnet adalah 26= 64 subnet
- Jumlah
Host per Subnet =
2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per
subnet adalah 22 – 2 = 2 host
- Blok
Subnet = 256 – 252 (nilai oktet
terakhir subnet mask) = 4. Subnet berikutnya adalah 4 + 4 = 8, dan
seterusnya sampai 248+4=252. Bagaimana dengan alamat host dan
broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan,
host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka
sebelum subnet berikutnya.
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
…
|
192.168.1.128
|
192.168.1.252
|
Host Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
…
|
192.168.1.129
|
192.168.1.253
|
Host Terakhir
|
192.168.1.2
|
192.168.1.66
|
…
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.3
|
192.168.1.67
|
…
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
• 10.10.10.0 / 29
CIDR /29 artinya
netmask yang digunakan adalah 255.255.255.248
Selanjutnya 255-248
= 7
Berarti
Subnet 1 :
10.10.10.0
Host : 10.10.10.(1
sampai 6)
Broadcast :
10.10.10.7
Subnet 2 :
10.10.10.8
Host : 10.10.10.(9
sampai 14)
Broadcast :
10.10.10.15
Dan seterusnya
sampai broadcast 10.10.10.255
Untuk meghitung
subnet tinggal menambahkan (7 + 1 ) jadi
Subnet selanjutnya
10.10.10.16 , 10.10.10.24 , dst
• 130.121.10.0
/27
CIDR /27 artinya
netmask yang digunakan adalah 255.255.255.224
Selanjutnya 255-224
= 31
Berarti
Subnet 1 :
130.121.10.0
Host : 130.121.10.(1
sampai 30)
Broadcast :
130.121.10.31
Subnet 2 :
130.121.10.32
Host :
130.121.10.(33 sampai 62 )
Broadcast :
130.121.10.63
Dan seterusnya
sampai broadcast 130.121.10.255
Untuk meghitung
subnet tinggal menambahkan (31+ 1 ) jadi
Subnet selanjutnya
130.121.10.64 , 130.121.10.96 , 130.121.10.128 dst
|
0 komentar:
Posting Komentar